Saturday, July 16, 2022

CERITA PENDEK PUTRI RAJA

 

PUTRI RAJA

Oleh : Desta Hawa

Disuatu tempat ada sebuah kerajaan yang sangat luas. Di kerajaan itu terdapat raja dan ratu yang belum memiliki keturunan. Hingga suatu hari raja memutuskan bertapa di gua yang berada didalam hutan untuk meminta keturunan.

Tak terasa raja sudah bertapa lebih dari satu tahun. “aku berharap setelah aku kembali kekerajaan istriku sudah mengandung keturunanku” batinnya. Sesampai di kerajaan raja sangat terkejut ternyata doanya selama ini terkabul setelah melihat istrinya yang sedang mengandung lima bulan dari keturunan pertama raja. Namun, raja tak mengetahui jika ratu memiliki kandungan yang sangat lemah. Ratu dengan hati–hati menjaga kehamilan pertamanya karena tidak ingin raja kecewa dengannya. Setelah sembilan bulan akhirnya ratu melahirkan seorang putri kecil yang diberi nama Maycha.

“Ampu rajaaa, ra ... ra... ratu” teriak prajurit dengan nafas terengah – engah.

“kenapa? Apa yang terjadi dengan ratu?” wajah raja mendadak lesu setelah mendengar ratu meninggal setelah melahirkan putri kecilnya. Entah perasaan apa yang harus diungkapkan raja saat ini karena dia kehilangan istri namun dia juga mendapatkan kebahagiaan dari putri kecil.

Waktu semakin berlalu putri pun tumbuh menjadi gadis kecil yang cantik. Dia tak pernah kekurangan kasih sayang meskipun dia tak pernah mendapatkan kasih sayang dari seorang ibu karena dia selalu mendapatkan kasih sayang yang lebih dari raja. Suatu hari raja mengajak putri mengunjungi makam ratu.

“Bunda, pulang dong !. Maycha pengen dipeluk bunda.” Ucap putri sambil meneteskan air mata. Tiba–tiba terasa seperti ada tangan yang memelukknya dari belakang yang menghancurkan lamunannya. “Hah... siapa yang peluk aku? Pelukkannya terasa hangat.” Gumamnya dengan keheranan. Dari kejauhan Raja melihat bayangan putih berada dibelakang putri. Mengetahui keanehan dari putrid beliau bergegas menghampiri putrid.“pu ... putriku? dengan penuh kekhawatiran rajapun mengajak putri untuk kembali pulang keistana.

“hey pelayan, tolong segera mandikan putriku!” teriak raja dari depan pintu kamar putri kepada pelayan istana. Namun saat pelayan ingin membantu tuan putri melepas pakaiannya. Putri malah menolaknya “aku tidak mau mandi.” Bentaknya dengan keras. “baiklah, biarkan saja dia disana, nanti saya saja yang memandikannya.” Sahut raja dengan menghela nafas panjang.

 

****

Hari semakin berlalu, putripun beranjak remaja. Namun, bukan semakin dewasa putrid malah terlihat semakin manja dengan raja.

“ayah, aku mau baju baru sekarang !” teriaknya sambil melempar baju di depan raja yang sedang duduk santai di balkon kamarnya. Raja hanya menghela nafas dan menganggukkan kepala. “semakin hari, meyca semakin manja dan berani denganku. Aku tidak bisa mendiamkan dia begitu terus.” Batin raja.

Saat putri sedang tidur siang raja memasuki kamar utri dan memotong rambutnya. “semoga dengan memotong rambutnya dia bisa menyadari perbuatannya”. Menjelang sore sang putri baru bangun dari tidurnya. Betapa terkejutnya tuan putri melihat rambutnya yang berbeda.”Aaa…paa !! kok rambutku jadi begini?”. Mendengar teriakan tuan putri dari dalam kamarnya semua pelayan dan raja bergegas menghampiri tuan putri.

“ayah, lihatlah rambutku? Apa yang terjadi padaku?”

 “kamu pantas menerimanya putriku?”

“kenapa ayah berkata seperti itu? Memangnya salahku apa ayah?”

“sebagai putri raja yang akan menjadi penerus raja kamu sudah bersikap tidak sopan terhadap ayah.”mendengar penjelas raja putri langsung menunduk lesu.

“ahh, bodoh sekali aku.” Gumamnya dengan memukul-mukul keningnya.

Putri bergegas menghampiri dan memeluk raja. “ayah, maafkan maycha ya…? Maycha sudah keterlaluan sama ayah.” Raja hanya membalas dengan senyuman haru dengan tangan yang terus mengelus kepala putri. Putri sangat menyesali perbuatannya hingga membuatnya ingin keluar istana untuk merenungi kesalahannya. “ayah, bolehkah aku keluar istana? Aku merasa berasalah dengan ayah, aku ingin merenungi kesalahanku.” Lanjutnya. “jika memang kamu menyadari kesalahanmu, maka pergilah nak.” Mendengar perkataan raja, putri langsung melepaskan pelukannya dan beranjak untuk membereskan semua barang-barangnya.

Raja menatap haru putri yang sedang sibuk menyiapkan barang-barangnya. “istriku, liatlah anakmu sudah menjadi putri yang cantik sekarang.” Gumam raja dalam hati. Lamunan raja pecah saat putri kembali menghampirinya.

“ayah, maycha pamit ya?”

“iya, hati-hati ya putriku. Jaga diri baik-baik.” Tangannya mengelus lengan putri. Putri hanya tersenyum halus kepada raja. Ketika raja hendak meminta pengawal untuk menemani putri keluar istana. Putri dengan tegas menolak pengawal untuk menemaninya. Dia kembali meyakinkan raja untuk keluar istana sendiri tanpa pengawalan dari istana. Meskipun dengan berat hati raja akhirnya membiarkan putri keluar istana sendiri. Putripun bergegas pergi keluar istana menyusuri lorong-lorong istana dengan melihat penghormatan dari para pengawal yang sudah menantinya ditepi-tepi lorong istana.

            Ditengah perjalanan putri melihat ada seekor kelinci yang terjepit dahan kayu. Putri sangat kasihan melihatnya. Ia mencoba menolong kelinci itu. Namun, dari kejauhan terlihat seorang pangeran yang sedang mengintip putri dibalik semak-semak.”waahh, kelinci ini ternyata manis sekali!” ujar putri setelah berhasil menolong kelinci itu. “ya iyalah manis, itukan kelinci kesayanganku !.” sahut pangeran yang menghampiri putri dari balik semak-semak. “eh, copoot !!!” putri terperanjat dengan kedatangan pangeran yang tiba-tiba.

“e… eh, i.. ini kelincimu?” Tanya putri dengan gagap.

“iya itu kelinciku, aku sudah mencarinya dari tadi.”

“ooh, em.. maaf tadi aku lihat kelinci ini terjepit di dahan pohon itu, makanya aku tolongin sekalian obatin kelinci ini. Kasihan…” tangannya yang terus mengelus kepala kelinci.

“terimakasih sudah nolongin Muya.”

“mu,muyaa?” alisnya mengkerut berusaha meminta penjelas dari pangeran.

“iya, kelinci itu namanya muya.”

Putri mengembalikan muya pada pangeran. Kemudian meninggalkan pangeran dengan kucingnya. Namun, pangeran berlari mengekor dibelakang putri. Menyadari pangeran membuntutinya lantas putri mengajaknya berjalan bersama. “emm, apa yang kamu lakukan di hutan seperti ini? Tanya pangeran untuk mencairkan kecanggungan antara mereka. Putri hanya menunduk dan terdiam sejenak. “aku ingin merenungkan kesalahanku disini.” Jawab putri dengan pelan. Lalu ia mengalihkan pembicaraan dengan meminta untuk menggendong kuncing itu kembali. Dengan senang hati pangeran memberikan kucing itu pada putri. Mereka begitu menikmati perjalanan ditengah hutan. Tanpa ada canggung sedikitpun.

 

Bersambung…

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tentang penulis


 Suhela Desta Faradina Mustika Hawa adalah nama yang diberikan oleh kedua orang tuanya. Hela nama panggilannya memiliki hobi menggambar. Hela lahir di kota Magetan pada tanggal 1 Desember 2009. Kini Hela mengenyam pendidikan di pondok pesantren Az zahro Magetan.